Senin, 25 Februari 2008

Faktor penghancur keluarga

7 Faktor Kehancuran KeluargaDi dalam rumah tangga selalu memiliki rintangan dan penyebabkehancuran, dalam pandangan Psikofitrah ada 7 penyebab kehancurankeluarga. Kehancuran keluarga ditengah masyarakat berarti jugakehancuran satu bangsa sebab keluarga adalah cermin dari satu bangsa.1. Akidah yang keliru atau sesat, misalnya mempercayai kekuatan dukun,magic dan sebangsanya. Bimbingan dukun dan sebangsanya bukan sajamembuat langkah hidup tidak rationil, tetapi juga bisa menyesatkanpada bencana yang fatal.2. Makanan yang tidak halalan thayyiba. Menurut hadis Nabi, sepotongdaging dalam tubuh manusia yang berasal dari makanan haram, cenderungmendorong pada perbuatan yang haram juga (qith`at al lahmi min alharam ahaqqu ila an nar). Semakna dengan makanan, juga rumah, mobil,pakaian dan lain-lainnya.3. Kemewahan. Menurut al Qur'an, kehancuran suatu bangsa dimulaidengan kecenderungan hidup mewah, mutrafin (Q/17:16), sebaliknyakesederhanaan akan menjadi benteng kebenaran. Keluarga yang memilikipola hidup mewah mudah terjerumus pada keserakahan dan perilakumanyimpang yang ujungnya menghancurkan keindahan hidup berkeluarga.4. Pergaulan yang tidak terjaga kesopanannya (dapat mendatangkan WILdan PIL). Oleh karena itu suami atau isteri harus menjauhi "berduaan"dengan yang bukan muhrim, sebab meskipun pada mulanya tidak ada maksudapa-apa atau bahkan bermaksud baik, tetapi suasana psikologis"berduaan" akan dapat menggiring pada perselingkuhan.5. Kebodohan. Kebodohan ada yang bersifat matematis, logis dan adajuga kebodohan sosial. Pertimbangan hidup tidak selamanya matematisdan logis, tetapi juga ada pertimbangan logika sosial dan matematikasosial.6. Akhlak yang rendah. Akhlak adalah keadaan batin yang menjadipenggerak tingkah laku. Orang yang kualitas batinnya rendah mudahterjerumus pada perilaku rendah yang sangat merugikan.7. Jauh dari agama. Agama dalah tuntunan hidup. Orang yang mematuhiagama meski tidak pandai, dijamin perjalanan hidupnya tidak menyimpangterlalu jauh dari rel kebenaran. Orang yang jauh dari agama mudahtertipu oleh sesuatu yang seakan-akan "menjanjikan" padahal palsu. (gunawan dari berbagai sumber)

1 komentar:

Gunawan Wibisono mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.