Selasa, 11 Maret 2008

KADER-SIPATISAN BERTANYA, PKS MENJAWAB

Seputar PILKADA Provinsi Kaltim 2008

Seiring dengan semakin dekatnya pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daera(PILKDA) Provinsi Kalimantan Timur tahun pada taggal 26 Mei 2008 mendatang, maka DPW PKS Kaltim telah mengambil keputusan atas persetujuan DPP PKS untuk maju dalam PILKADA Katim dengan mengusug pasangan Drs.H. Achmad Amins, MM (Walikota Samarinda) sebagai calon Gubernur dengan H. Hadi Muyadi, S.Si, M.Si (Ketua DPW PKS Kaltim) sebagai calon Wakil Gubernur Kaltim periode 2008-2013. Keputusan ini diambil setelah DPW PKS melakukan berbagai langkah politik untuk menilai, berkomnuikasi dan melobi berbagai calon guberbur dan pimpinan parpol yang berpeluang maju dan mengusung calon dalam PILKADA Kaltim tsb.

Terkait dengan keputusan DPW PKS tersebut, maka beberapa pertanyaan dari kader dan simptisan PKS perlu dijawab secara komprehensif (menyeluruh) agar setiap kader dan simpatisan dapat menerima dengan baik keputusan ini dan kemdian bergerak bersama PKS da Parpol pendukung lainnya untuk memenangkan pasangan Achmad Amins-Hadi Mulyadi sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim 2008-2013, Insya Allah. Beberapa pergtanyaan tersebut antara lain:


Pertanyaan 1:

Mengapa PKS harus ikut PILKADA Provinsi Kaltim sedangkan PKS tidak bisa mengusung sendiri atau tidak cukup kursi untuk mengusung pasangan calon?

Jawaban:

PKS sebagai partai dakwah memiliki misi sejak dahulu untuk terus berupaya memperluas syiar dakwah Islam ke seluruh lapisan kehidupan manusia termasuk dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. PKS akan memanfaatkan segala peluang yang ada untuk mencapai misi mulia terebut termasuk peluang politik dalam PILKADA Provinsi Kaltim karena PKS memahami bahwa kekuasaan lembaga eksekutif adalah merupakan salah satu sarana (wasilah) yang sangat strategis dalam mmpercepat syiar dakwah dalam kehidupan masyarakat.
Peluang politik dalam PILKADA telah memungkin PKS Kaltim untuk ikut berpartisipasi karena PKS memiliki 4 kursi di DPRD Provinsi Kaltim yang merupakan buah kepercayaan umat kepada PKS hasil Pemilu 2004. Walaupun secara konstitusional dengan hanya 4 kursi di DPRD, PKS Kaltim belum bisa mengusung sendiri pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubrnur, tetapi peluang tersebut masih terbuka dengan cara berkoalisi dengan partai-partai politik lainnya sehingga memenuhi syarat konstitusi untuk mengusung pasagan calon.
Bagi PKS, koalisi dengan parpol lain atau calon gubernur yang memiliki peluang untuk maju adalah sangat niscaya dengan suatu prinsip bahwa siapapun yang ingin bersama-sama PKS atau memberikan kesempatan kepada PKS untuk meperluas dakwah melalui lembaga eksekutif maka PKS akan berkoalisi dalam bentuk hubungan kerjasama dalam kebaikan (musyarokah bil ma'rufi). Jadi walaupun PKS hanya meiliki 4 kursi di DPRD Provinsi Kaltim atau belum cukup 7 kursi (15%) yang menjadi syarat dalam konsitusi untuk mengusung pasangan calon, PKS tetap akan berupaya ikut berpartisipasi dalam PILKADA dengan membuka peluang koalisi dengan parpol lain atau calon lain yng bersedia bekerjasama dengan PKS untuk mewujdkan misinya sebagai partai dakah.
-----------------------


Pertanyaan 2:

Kenapa PKS tidak berpasangan dengan Awang Faruk Ishak (AFI) yang menurut berbagai hasil survei termasuk calon yang paling banyak mendapat dukungan?

Jawaban:

PKS sejak tahun 2006 dalam suatu musyawarah partai tingkat wilayah telah mengakomodir Bpk. Awang Faruk Ishaq (AFI) sebagai salah satu kandidat gubernur Kaltim bersama beberapa calon lain yang juga secara aspiraif telah disampikan kepada PKS. Selanjutnya selama tahun 2007, PKS telah melakukan berbagai komunikasi dan lobi politik terkait dengan pencapaian misi PKS dalam PILKADA Provinsi Kaltim. AFI adalah salah satu calon yang telah berkomunikasi politik bersama PKS secara intensif. Bahkan ada kecendrungan kader dan simpatisan PKS untuk lebih mengutamakan komunikasi dengan AFI sebagai figur utama yang ditawari kerjasama oleh PKS melalui PILKADA dan Pemerintahan Daerah dimasa yang akan datang. Keseriusan PKS dalam upaya menggandeng AFI dibuktikan dengan berbagai upaya nyata PKS dalam membantu AFI menyelesikan beberapa masalah hukum dengan pihak lain dan tuduhan korupsi kepada AFI trkait utang-piutang di Bank BPD Kaltim yang ditangani pihak Kejaksaan Agung. Dari upaya serius PKS tersebut untuk bekerjasama dengan AFI, maka sangat wajar jika kemudian dalam berbagai kesempatan pertemuan AFI selalu memberikan janji akan menjadikan PKS sebagai calon wakil Gubernur yang akan berpasangan dengan AFI sebagai calon gubernur.
Puncak janji AFI kepada PKS diberikan lagi saat pertemuan Pengurus PKS dengan AFI di Hotel Victoria pada hari Jum'at tnggal 15 Februari 2008. Dalam pertemuan itu AFI meyakinkan PKS bahwa jika para parpol pendukung menyerahkn sepenuhnya kepada AFI proses penentuan wakil gubernur pendamping AFI, maka AFI akan memilih kader PKS Bpk H. Hadi Mulyadi dengan alasan hasil 7 kriteria Pak Hadi memiliki poin paling tinggi, yaitu 125 poin sedagkan bakal calon wakil gubernur lainnya lebih renah dari Pak Hadi. Dengan saat yakin akan janji dan komitmen AFI, maka PKS pun mengikuti mekanisme penentuan calon wakil gubernur pendamping AFI agar nama Pak Hadi bisa muncul dalam pencalonan dari parpol pendukung dan PKS bisa ikut medorong parpol pendukung lainnya untuk menyerahan penentuan calon wakil gubernur dari usulanparpol pendukung kepada AFI dengan panduan 9 kriteria yang sudah disepakati. Tetapi kenyataan yang diperoleh PKS adalah bahwa ternyata AFI TIDAK KONISTEN dan MEGINKARI KOMITMEN sebelumnya. Sama sekali AFI tidak menggunkan 9 kriteria yang dibuatnya sendiri dalam menentukan calon pendampingnya. Objektifitas dan kajian ilmiyah sama sekali tidak digunakan dalam proses yang disepakati. Lebih pentng lagi AFI MENGKHIANATI JANJI-nya kepada PKS yang sudah beberapa kali disampaikan kepada pengurus PKS bahkan di tingkat pusat.
Berdasarkan kenyataan diatas melalui rapat pleno DPW PKS, PKS memutuskan untuk menarik dukungan dari AFI karena dianggap tidak punya komitmen terhadap janji politiknya kepada seluruh warga PKS dan tidak konsisten terhadap mekanisme yang dibuatnya sendiri. PKS tidak bisa terus mendukung calon pemimpin yang secara terang-terangan telah berbuat ZHOLIM kepada partai pemenang ketiga dalam Pemilu 2004 apalagi kelak kepada masyarakat Kaltim tentu lebih berpeluang lagi untuk di-ZHOLIMI...
---------------------------


Pertanyaan 3:

Kenapa PKS meninggalkan AFI setelah AFI tidak memilih kader PKS sebagai calon wakil gubernur?

Jawaban:

Telah dijawab pada pertanyaan ke-2 yang intinya AFI tidak ingin bekerjsama dengan PKS sebagai partai dakwah dalam mewujudkan cita-cita dan misinya.
------------------------


Pertanyaan 4:

Benarkah PKS meninggalkan AFI karena permintaan PKS berupa dana Rp. 60 M tidak bisa dipenuhi AFI?

Jawaban:

Itu adalah fitnah dan upaya pembunuhan karakter yang dilakukan oleh orang-orang memiliki sifat-sifat Munfiq. Jika berjanji dia ingkar, jika dipecaya dia dusta dan jika diberi amanah dia khianat... Sama sekali PKS tidak pernah mengajukan permintaan dana konpensasi karena tidak trakomodasi sebagi calon wakil gubernur pendamping AFI. PKS tetap konsisten dengan prinsipnya untuk bekerja sama dengan siapapun yang mau memberi kesempatan kepada PKS memperluas syiar Dakwah Islam melalui lembaga eksekutif dalam wujud mengandeng kader PKS sebagai wakil gubenur. PKS tidak pernah mengajukan tawaran kerjasama lainnya selain menjadikan kader PKS sebagai calon wakil gubernur. Justru saat PKS akan menarik dukungan dri AFI salah seorang bendahara Tim AFI menawarkan dana konvensasi kepada PKS tetapi di tolak karena buka itu yang dicari oleh PKS. PKS tidak menjual atau meyewakan partai politiknya sekedar sebagai perahu bagi suatu calon yang ingin maju dalam PILKADA kemudian setelah itu hanya menjadi penonton dalam proses pemerinthan daerah. Karena itu, segala tuduhan tentang adany permintaan sejumlah dana kepada AFI sebagi konpenasasi krena kader PKS tidak terakomodasi sebagai wakil Gubernur pendamping AFI adalah FITNAH yang dosanya lebih berat dari pembunuhan...
------------------------


Pertayaan 5:

Kenapa kader PKS tidak berpasangn dengan M. Yusuf SK yang memenangkan Konvensi Partai Golkar mengingat Beliau memiliki citra politik yng cukup bagus?

Jawaban:

Sebagaimana AFI, PKS juga telah membangun komunikasi politik yang cukup intensif dengan M. Yusuf SK (Walikota Tarakan) juh sebelum konvensi Partai Golkar Kaltim diselenggaran. Beliau juga termasuk calon yang berkeinginan mengandeng kader PKS, yaitu Bapak Hadi Mulyadi sebagai calon wakil gubenurnya. Namun beberpa saat setelah Beliau dinyatakan sebagai pemenang konvensi Partai Golkar Kaltim untuk menjadi calon gubernur yang diusung Partai Golkar Kaltim, Beliau menyatakan kepada Pak Hadi yang telah menunggu sejak proses konvensi berlangsung bahwa Beliau tidak bisa memastikan dengan siapa akan bergandengan karena prosesnya sepenuhnya akan digodok oleh DPD Partai Golkar Kaltim. Dan dari penelusuran informasi yang dilkakukan oleh tim lobi PKS diketahui bahwa Partai Golkar akan mengusung pasangan calon Guberur dan wakil gubernur semuanya dari kader atau dinominasikan oleh Partai Golkar Kaltim sendiri. Ini berarti peluang bekerja sama dengan M. Yusuf SK dalm PILKADA Prov Kaltim sudah tertutup.
------------------------------


Pertayaan 6:

Apa alasan kader PKS bergandengan dengan Achmad Amins ?

Jawaban:

Pilihan berpasangan dengan Achmad Amins (Walikota Samarinda) selain sebagai peluang terakhir yang dimiliki oleh PKS untuk komitmen dengan misinya malalui PILKADA juga karena tawaran politik Achmad Amis kepada PKS sudah sesuai dengan harapan PKS untuk mengusung kadernya sebagai calon wakil gubernur. Tim Achmad Amins yang sejak dulu telah didukung oleh Partai Patriot Pancasila, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Bintang Reformasi dan Partai Pelopor dapat menerima secara aklamasi bahwa pasangan yang akan diusung adalah Achmad Amins-Hadi Mulyadi. Ini berarti terpenuhi sudah syarat kerja sama yang ditawakan oleh PKS kepada Tim Achmad Amins sehingga PKS memutuskan dengan persetujuan DPP PKS untuk mengusung Achmad Amins-Hadi Mulyadi sebagai pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur bersama koalisi Partai Patriot Pancasila, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Bintang Reformasi dan Partai Pelopor.
Alasan pendukung lainnya adalah karena Achmad Amins adalah termasuk kandidat yang memiliki elektabilitas tertinggi dari hasil survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei. Sehingga dengan bergandengnya Achmd Amins - Hadi Mulyadi diarapkan sebagai pasangan yang paling ideal dari seluruh pasangan calon yang ada karena keserasian dan perpaduan yang saling melengkapi antara keduanya. Pasangan Amins-Hadi adalah merupakan perpaduan dua kekuatan yang disebut oleh Ulama sebagai Hikmatusy Syuyukh wa hamaasatush shabaab (Perpaduan antara bijaknya orang tua dan semangatnya anak muda). Selain itu, pasangan ini juga merupakan variasi ideal antara birokrat dengan politisi, antara pengalaman dan kecerdasan dan antara komitmen dan moral..
---------------------------


Pertanyaan 7:

Apa benar PKS menggandeng Achmad Amins setelah menerima suap sebesar Rp. 30M? (Ada beberap variasi pertanyaan yang serupa dari besarnya jumlah dana yang dimaksud)

Jawaban:

Seperti halnya pertanyaan ke-4 bahwa itu semua tuduhan FITNAH yang dilakukan oleh orang-orang Munafiqin.. PKS tetap sebagai partai dakwah dengan slogan bersih dan peduli yang tidak akan mengotori prinsipnya itu hanya dengan iming-iming uang seberapapun nilainya. Hingga saat ini belum Rp 1 sen pun PKS terima dari Bapak Achmad Amins atau dari Tim Sukses Beliau sebagai suap atau sogokan karena PKS bersedia mengusung Beliau. Alasan mengusung Beliau sudah jelas telah dijawab pada pertanyaan ke-7 di atas. Adapun untuk dana operasional PKS sbagai salah satu partai pendukung diluar dana yang dikeluarkn oleh Tim Pendukung, maka PKS berupaya mencari sendiri melalui bantuan dana dari kader dan simpatisan yang setia mendukung perjuangan PKS selama ini. Walaupun dana tersebut jumlahnya tidak banyak tetapi PKS menggunakannya seefektif mungkin. Dan karenanya, atas segala subangan da bantuan sukarela baik materil maupun moril dari seluruh kader dan simptisan, PKS mengucapkan jazaakumullahu khairn katsiran..


Tidak ada komentar: